GBP/USD Bertarung Sengit di Awal Pekan Menjelang Bank Sentral, The Fed, BoE

• Para penjual GBP/USD berbaris menjelang The Fed dan BoE.
• Data belum mendukung Pound dan mungkin akan ada lebih banyak lagi yang akan dirilis pekan ini.

GBP/USD turun pada hari Jumat karena kekhawatiran bahwa perlambatan ekonomi Inggris dapat mendorong BoE yang melakukan pertemuan pekan ini untuk memperlambat siklus kenaikan suku bunganya lebih cepat dari prakiraan semula. Pada saat artikel ini ditulis, GBP/USD diperdagangkan pada 1,2390 dan telah bergerak antara level terendah 1,2372 dan 1,2404 sejauh ini.

Dolar AS tersebar tipis di pasar terbuka dan tidak memberikan dampak dominan pada valas dengan AUD rally, namun Pound Inggris tertekan. Pekan ke depan akan sibuk dengan rapat BoE dan Federal Reserve. Untuk BoE, diprakirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 bp. "Namun, hampir sepertiga analis yang disurvei oleh Bloomberg melihat pergerakan yang lebih kecil sebesar 25 bp

"Memang, WIRP menunjukkan hanya 55% kemungkinan kenaikan 50 bp, turun dari 85% di awal pekan lalu, sementara kemungkinan kenaikan sebesar 25 bp pada 23 Maret tidak lagi sepenuhnya diperhitungkan," para analis di Brown Brothers Harriman mengatakan. "Setelah itu, kemungkinan kenaikan sebesar 25 bp terakhir di bulan Juni atau Agustus mencapai puncaknya di dekat 60% yang akan membuat puncak suku bunga bank mendekati 4.Ingatlah bahwa untuk kenaikan 50 bp pada pertemuan terakhir pada 15 Desember, hasil pemungutan suara 6-3 cukup mengejutkan karena Dhingra dan Tenreyro memilih untuk mempertahankan suku bunga dan Mann memilih untuk kenaikan 75 bp yang lebih besar." Prakiraan makro yang telah diperbaharui akan dirilis pekan ini.

Mengenai data, sekali lagi, menjadi duri dalam daging bagi Pound, para analis mengatakan bahwa kredit konsumen bulan Desember akan dilaporkan pada hari Selasa serta IMP manufaktur akhir bulan Januari diikuti oleh jasa akhir dan IMP Gabungan sebagai data terakhir untuk pekan ini. "Data kemungkinan akan terus memburuk karena beban penuh akibat pengetatan moneter dan fiskal masih belum terasa"