Harga CPO Naik, Saham Sawit Terdongkrak pasca India Pangkas Bea Impor
- Harga CPO Malaysia naik 0,89% ke RM 3.969/ton pada perdagangan hari Rabu.
- Pemerintah India pangkas bea masuk kelapa sawit mentah dari 20% ke 10%.
- Saham TAPG, LSIP, dan DSNG bergerak positif terdorong sentimen positif.
Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Derivatif Malaysia menguat pada perdagangan hari Rabu, mencatat kenaikan tipis sebesar 0,89% atau 35 poin ke level RM 3.969 per ton. Secara bulanan, harga telah naik 3,21%, sementara secara tahunan menguat 1,10%.
Kenaikan harga CPO melanjutkan tren positif sejak akhir Mei, yang sebagian besar didorong oleh keputusan pemerintah India memangkas bea masuk minyak sawit mentah dari 20% menjadi 10% pada Jumat lalu. India merupakan salah satu pasar ekspor utama Indonesia untuk CPO, dan kebijakan ini bertujuan menstabilkan harga pangan serta mendukung industri penyulingan domestik mereka.
Sejalan dengan penguatan harga global, sejumlah saham CPO di Indonesia mengalami peningkatan minat beli. Saham TAPG (PT. Triputra Agro Persada Tbk.) ditutup di Rp 930, setelah sempat menyentuh level tertinggi harian di Rp 945 dan terendah di Rp 925. Meski ditutup melemah dari harga pembukaan di Rp 940, saham ini mencatatkan kenaikan dua hari berturut-turut, dengan akumulasi penguatan sekitar 2,41%.
Saham LSIP (PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk.) mencetak kenaikan harian +0,79% ke level Rp 1.270, mendekati resistance penting di 1.300-1.305 (level tertinggi Kuartal akhir 2024).
Sementara, DSNG (PT. Dharma Satya Nusantara Tbk.) sempat menyentuh level tertinggi harian di Rp 830, dan ditutup lebih rendah 15 poin di Rp 805. Namun secara mingguan, saham ini masih mencatat penguatan, setelah melonjak 30 poin atau 3,8% pada hari Selasa, dari Rp 790 ke Rp 820.