Back

Prakiraan Harga USD/KRW: Tertekan di Bawah 1.360, Won Menguat Pasca Pilpres Korea Selatan

  • Won Korea menguat ke 1.359,24 per Dolar AS setelah Lee Jae Myung memenangkan pilpres, mengakhiri ketidakpastian politik.
  • Sentimen pasar domestik yang positif mendorong arus masuk ke aset berdenominasi KRW.
  • Tren bearish masih mendominasi, harga menembus dengan kuat di bawah trendline naik jangka panjang.

Pasangan mata uang USD/KRW diperdagangkan di 1.359,24 pada sesi Eropa hari Kamis. Won Korea Selatan (KRW) menguat menyusul kemenangan Lee Jae Myung dari Partai Demokratik dalam pemilu presiden, mengakhiri ketidakpastian politik pasca pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol akibat kontroversi pemberlakuan darurat militer pada Desember 2024.

Lee meraih 49,29% suara, mengalahkan kandidat konservatif Kim Moon-soo dalam pemilihan presiden (pilpres) yang digelar pada Selasa. Kembalinya stabilitas politik di Korea Selatan disambut positif oleh para pelaku pasar, mendorong permintaan terhadap mata uang Won dan menekan Dolar AS.

Grafik Harian USD/KRW

Grafik Harian USD/KRW

Pada grafik harian, harga USD/KRW telah menembus dengan kuat di bawah trendline naik (oranye) yang ditarik dari swing low akhir September 2024-awal Mei 2025. Exponential Moving Average (EMA) 200 dan 50 berada jauh di atas harga saat ini dan telah membentuk bearish crossover, menandakan trend bearish dalam jangka menengah dan panjang.

Sementara itu, RSI mendekati wilayah jenuh jual (30) yang saat ini berada di sekitar 35,93, belum menunjukkan tanda-tanda ruang pembalikan atau rebound.

Harga berpeluang mencapai level Fibonacci Retracement 78,6% yang terletak di 1.342,46. Jika penurunan terus berlanjut support berikutnya terletak di 1.302,52 (Fibonacci 100%).

Sebaliknya, jika harga berbalik arah dan stabil di atas 1.373,82 (Fibonacci 61,8%), pasangan mata uang ini berpotensi menguji resistance kuat di 1.395,85 (Fibonacci 50%).

Sentimen Risiko FAQs

Dalam dunia jargon keuangan, dua istilah yang umum digunakan, yaitu "risk-on" dan "risk off" merujuk pada tingkat risiko yang bersedia ditanggung investor selama periode yang dirujuk. Dalam pasar "risk-on", para investor optimis tentang masa depan dan lebih bersedia membeli aset-aset berisiko. Dalam pasar "risk-off", para investor mulai "bermain aman" karena mereka khawatir terhadap masa depan, dan karena itu membeli aset-aset yang kurang berisiko yang lebih pasti menghasilkan keuntungan, meskipun relatif kecil.

Biasanya, selama periode "risk-on", pasar saham akan naik, sebagian besar komoditas – kecuali Emas – juga akan naik nilainya, karena mereka diuntungkan oleh prospek pertumbuhan yang positif. Mata uang negara-negara yang merupakan pengekspor komoditas besar menguat karena meningkatnya permintaan, dan Mata Uang Kripto naik. Di pasar "risk-off", Obligasi naik – terutama Obligasi pemerintah utama – Emas bersinar, dan mata uang safe haven seperti Yen Jepang, Franc Swiss, dan Dolar AS semuanya diuntungkan.

Dolar Australia (AUD), Dolar Kanada (CAD), Dolar Selandia Baru (NZD) dan sejumlah mata uang asing minor seperti Rubel (RUB) dan Rand Afrika Selatan (ZAR), semuanya cenderung naik di pasar yang "berisiko". Hal ini karena ekonomi mata uang ini sangat bergantung pada ekspor komoditas untuk pertumbuhan, dan komoditas cenderung naik harganya selama periode berisiko. Hal ini karena para investor memprakirakan permintaan bahan baku yang lebih besar di masa mendatang karena meningkatnya aktivitas ekonomi.

Sejumlah mata uang utama yang cenderung naik selama periode "risk-off" adalah Dolar AS (USD), Yen Jepang (JPY) dan Franc Swiss (CHF). Dolar AS, karena merupakan mata uang cadangan dunia, dan karena pada masa krisis para investor membeli utang pemerintah AS, yang dianggap aman karena ekonomi terbesar di dunia tersebut tidak mungkin gagal bayar. Yen, karena meningkatnya permintaan obligasi pemerintah Jepang, karena sebagian besar dipegang oleh para investor domestik yang tidak mungkin menjualnya – bahkan saat dalam krisis. Franc Swiss, karena undang-undang perbankan Swiss yang ketat menawarkan perlindungan modal yang lebih baik bagi para investor.

S&P Global Construction PMI Inggris Mei Keluar sebesar 47.9 Mengungguli Prakiraan 47.2

S&P Global Construction PMI Inggris Mei Keluar sebesar 47.9 Mengungguli Prakiraan 47.2
Leer más Previous

EUR/USD: Kemungkinan Menguji 1,1455 dalam Waktu Dekat – UOB Group

Pemulihan telah mendapatkan momentum; Euro (EUR) bisa menguji 1,1455 terhadap Dolar AS (USD), tetapi kenaikan berkelanjutan di atas level ini kemungkinan tidak terjadi
Leer más Next