Back

Pasar Saham Asia: Nikkei 225, ASX 200 Naik 2,0% di Tengah Hari yang Lesu

  • Ekuitas Asia tetap ragu-ragu karena pasar menunggu pengukur inflasi yang disukai The Fed.
  • IMF menyarankan kebijakan easy-money kepada BOJ, inflasi kemungkinan akan menghambat pertumbuhan global pada tahun 2022.
  • Wall Street ditutup merah tetapi saham Apple menawarkan awal yang baik untuk S&P 500 Futures.
  • Kisah Rusia-Ukraina memunculkan pesan yang beragam, data Australia menunjukkan inflasi tingkat pabrik lebih tinggi.

Saham Asia-Pasifik diperdagangkan beragam selama hari Jumat yang tidak aktif karena investor mengambil nafas menyusul volatilitas baru-baru ini karena sinyal hawkish Federal Reserve (Fed) AS. Keragu-raguan terbaru para pedagang juga dapat dikaitkan dengan sentimen hati-hati menjelang data inflasi AS, serta beragamnya kekhawatiran di seputar katalis-katalis risiko utama.

Meski demikian, indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang tidak membuat kemajuan di sekitar level-level terendah sejak Oktober 2020. Namun, Nikkei 225 Jepang dan ASX 200 Australia masing-masing naik sekitar 2,0%.

Investor Jepang terhibur komentar dari pejabat International Monetary Fund (IMF) yang menyarankan perlunya kebijakan easy money lebih lajut di Bank of Japan (BOJ). Selain itu, Indeks Harga Konsumen (IHK) Tokyo yang lebih lemah dari prakiraan dan sebelumnya juga mendukung Nikkei 225 untuk mengkonsolidasikan penurunan baru-baru ini.

Pasar Australia tampaknya bersiap untuk menghadapi pertemuan Reserve Bank of Australia (RBA) yang akan datang sambil melacak sedikit penawaran beli saham berjangka AS, karena kenaikan ASX 200 tidak sesuai dengan data Indeks Harga Produsen (IHP) yang optimis untuk kuartal keempat.

Di tempat lain, saham-saham di Tiongkok bergerak lebih tinggi dengan kenaikan dalam perusahaan-perusahaan blue-chip sedangkan pasar Hong Kong dan Selandia Baru turun hampir 1,0%.

Harus diperhatikan bahwa investor Korea Selatan dan India memangkas penurunan mingguan sementara ekuitas di Indonesia tetap lesu.

Di sisi yang lebih luas, Wall Street ditutup di zona merah tetapi hasil Apple mendukung saham berjangka untuk mencetak kenaikan ringan sesudahnya. Meskipun demikian, imbal hasil obligasi Pemerintah AS tetap menguat pada saat berita ini dimuat dengan perhatian tertuju pada data Indeks Harga PCE Inti untuk bulan Desember, diprakirakan akan naik dari 4,7% ke 4,8% YoY.

Baca: Pratinjau Inflasi PCE AS: Rally Dolar Masih Dapat Berlanjut

Berita Harga USD/INR: Rupee India Menguat Kembali di Sekitar 75,20

USD/INR mundur dari tertinggi lima minggu 75,31, mengikuti pullback dolar AS secara keseluruhan. Sentimen di sekitar pasar saham Asia dan ekuitas ber
Leer más Previous

EUR/USD Pangkas Penurunan Mingguan di Dekat 1,1150 dengan Perhatian pada PDB Jerman, Inflasi PCE AS

EUR/USD melayang di sekitar 1,1150 selama Jumat pagi yang lesu karena pasar jeda sejenak setelah sesi yang sangat fluktuatif pasca-The Fed. Dengan me
Leer más Next